Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Ucapan disini mencakup ucapan hati dan ucapan lisan, begitupun amalan disini mencakup amalan hati dan anggota badan
Sebagian ulama ada yang mengartikan iman dengan pengertian sebagai berikut :
“Iman adalah ucapan dengan lisan, amalan dengan anggota badan dan keyakinan dengan hati.”
Rukun Iman ada 6 yaitu :
- Beriman kepada ALLAH subhanahu wata’ala
- Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah
- Beriman kepada Kitab-kitab Allah
- Beriman kepada Rasul-rasul Allah
- Beriman kepada Hari Kiamat
- Beriman kepada Qada dan Qadar
Hal ini berdasarkan dalil yang berasal dari hadits jibril, di riwayatkan oleh muslim ra, berikut ini hadits yang menjelaskan tentang rukun iman :
“Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah mengandung empat perkara yaitu :
- Mempercayai adanya wujud Allah, Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at.
- Mengenal Rububiyah Allah, Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)
- Mengenal Uluhiyah Allah, Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
- Beriman kepada Asma` dan Sifat Allah, artinya kita beriman dengan adanya penetapan pada nama dan sifat-sifat Allah.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Kita beriman kepada malaikat-malaikat yang telah Allah ciptakan, baik itu malaikat yang namanya di sebutkan dalam al-quran ataupun malaikat yang namanya tidak Allah sebutkan, kita beriman bahwa malaikat merupakan makhluk Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap perintah Allah, tidak bermaksiat dan tidak melanggar perintah Allah, kita juga beriman dengan adanya tugas yang di emban oleh masing-masing malaikat, berdasarkan perintah dan ketetapan Allah.
Misalnya Allah telah memerintahkan kepada malaikat raqib dan ‘atid untuk senantiasa mencatat amal baik dan amal buruk manusia, dengan mengimani malaikat hendaknya kita merasa di awasi dan senantiasa berbuat amal sholeh.
Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki arti bahwa kita mengimani kitab-kitab yang Allah turunkan dan Allah wahyukan kepada nabi-nabi nya yang terpilih, selain itu kita memahami bawah setiap kitab membawa aturan Allah yang menjadi landasan dan dalil untuk manusia agar hidupnya beruntung di dunia dan akhirat.
Kitab-kitab Allah diantaranya :
- Zabur, kitab yang Allah turunkan kepada nabi Dawud ‘Alaihi salam
- Taurat. kitab yang Allah turunkan kepada nabi Musa ‘Alaihi salam
- Injil, kitab yang Allah turunkan kepada nabi Isa ‘Alaihi salam
- Al-qur’an kitab yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa salam
- Dan juga beberapa suhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim.
Iman kepada rasul-rasul Allah
Kita beriman dan mempercayai bahwa Allah telah memilih dan mengutus rasul-rasulnya, kita beriman dengan apa yang dibawa oleh rasulullah, dan meyakini kebenaran ajarannya, mengikuti sunnah-sunnah nya dan mengamalkan perintah Allah yang Allah sampaikan kepada rasul-rasulnya.
“(Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah An-Nisa’: 165)
Nabi dan rasul yang diutus oleh Allah berjumlah banyak, namun yang tersebut namanya dalam Al Qur’an terdapt 25 orang, yaitu :
- Adam
- Idris
- Nuh
- Hud
- Sholih
- Ibrahim
- Luth
- Isma’il
- Ishaq
- Ya’kub
- Yusuf.
- Ayub
- Syu’aib
- Musa
- Harun
- Dzulkifli
- Dawud
- Sulaiman
- Ilyas
- Ilyasa
- Yunus
- Zakaria
- Yahya
- Isa
- Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam
Penyebutan nama-nama nabi diatas bisa Anda lihat di Al-qur’an pada surah : Al An’am ayat : 83-86, QS. Ali Imran ayat : 33, Al A’raf, 65, 73, 85, Huud ayat :50, 61, 84, dan surah Al Anbiya ayat: 85.
Iman kepada hari kiamat
Iman kepada hari kiamat
Kita beriman dengan adanya hari akhir, hari setelah kehidupan, dimana manusia akan menerima balasan atas apa yang telah di kerjakannya di dunia, dengan mengimani hari kiamat, kita mempercayai adanya hari akhirat, negeri akhirat adalah negeri yang kekal, Surga sebagai tempat kebahagiaan yang hakiki, sebagai tempat orang-orang beriman dan beramal sholeh, sedangkan neraka adalah sebuah tempat yang penuh dengan siksaan yang disediakan bagi orang-orang kafir dan durhaka.
Firman Allah:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah, Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu(putusan masing-masing).” (Surah Az-Zumar: 68)
Iman kepada Qada’ dan Qadar
Beriman kepada al-Qada dan al-Qadar memiliki makna bahwa seseorang muslim itu hendaklah yakin dan percaya dengan sebenar-benarnya bahwa segala sesuatu yang terjadi dan berlaku dalam kehidupan ini entah itu baik atau buruk semuanya berlaku dengan kehendak dan kekuasaan Allah dan Allah jua yang menjadikannya.