Semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmatimu, saudariku… Malu, demikianlah nama sebuah sifat yang sangat lekat ketika kita berbicara tentang wanita. Maka beruntunglah engkau saudariku ketika Allah menciptakanmu dengan sifat malu yang ada pada dirimu! Karena apa? Hal ini tidak lain karena malu adalah bagian dari iman.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampernah melewati seorang Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena sangat pemalu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Biarkan dia karena rasa malu adalah bagian dari Iman.” (HR. Bukhari Muslim)
Hakikat rasa malu itu adalah sebuah akhlak yang memotivasi diri untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan membentengi diri dari kecerobohan dalam memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Seorang muslimah akan menjauhkan dirinya dari larangan Allah dan selalu menaati Allah disebabkan rasa malunya kepada Allah yang telah memberikan kebaikan padanya yang tidak terhitung.
Perintah yang Dibawa oleh Setiap Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara yang didapat manusia dari kalimat kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)
Yang dimaksud dengan “kalimat kenabian terdahulu” ialah bahwa rasa malu merupakan akhlaq yang terpuji dan dipandang baik, selalu diperintahkan oleh setiap nabi dan tidak pernah dihapuskan dari syari’at para nabi sejak dahulu.
Dalam hadits ini disebutkan, “Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” Kalimat ini mengandung 3 pengertian, yaitu:
- Berupa perintah: Jika perbuatan tersebut tidak mendatangkan rasa malu, maka lakukanlah. Karena perbuatan yang membuat rasa malu jika diketahui orang lain adalah perbuatan dosa.
- Berupa ancaman dan peringatan keras: Silahkan kamu melakukan apa yang kamu suka, karena azab sedang menanti orang yang tidak memiliki rasa malu. Berbuat sesuka hati, tidak peduli dengan orang lain.
- Berupa berita: Lakukan saja perbuatan buruk yang kamu tidak malu untuk melakukannya.
Sifat malu ada dua macam, yaitu:
1. Malu yang merupakan watak asli manusia
Sifat malu jenis ini telah menjadi fitrah dan watak asli dari seseorang. Allah menganugerahkan sifat malu seperti ini kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Memiliki sifat malu seperti ini adalah nikmat yang besar, karena sifat malu tidak akan memunculkan kecuali perbuatan yang baik bagi hamba-hamba-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dari Imran Ibn Hushainradhiyallahu’anhu: “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari Muslim)
2. Malu yang diupayakan (dengan mempelajari syari’at)
Al-Qurthubi berkata, “Malu yang diupayakan inilah yang oleh Allah jadikan bagian dari keimanan. Malu jenis inilah yang dituntut, bukan malu karena watak atau tabiat. Jika seorang hamba dicabut rasa malunya, baik malu karena tabiat atau yang diupayakan, maka dia sudah tidak lagi memiliki pencegah yang dapat menyelamatkannya dari perbuatan jelek dan maksiat, sehingga jadilah dia setan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dalam wujud manusia.”
Hati-Hati terhadap Malu yang Tercela
Saudariku, ketahuilah bahwa ada malu yang disebut malu tercela, yaitu malu yang menjadikan pelakunya mengabaikan hak-hak Allah Ta’ala sehingga akhirnya dia beribadah kepada Allah dengan kebodohan. Di antara malu yang tercela adalah malu bertanya masalah agama, tidak menunaikan hak-hak secara sempurna, tidak memenuhi hak yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk hak kaum muslimin.
Nah, saudariku, kini engkau tahu! Meskipun malu adalah tabiat dasar seorang wanita, sifat ini tidak boleh menghalangimu untuk berbuat kebaikan. Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan sampai engkau menjadi wanita yang paling mulia di sisi Allah! Wallahu a’lam.
Artikel Terkait:
- Kesalahan penulisan Aamiin Yang sering Terjadi
- 70 Dosa terbesar menurut agama islam
- "Nama-Nama Syaitan Dan Tugasnya"
- KELUARGA dlm PANDANGAN ISLAM
- Hukum Oral Seks dalam agama islam
- Adab-adab Ziarah Kubur
- MATI KETIKA IKUT DEMO, apakah itu adalah mati syahid?
- adab dan cara agar doa cepat di kabulkan
- Nabi Muhammad saw adalah sosok seorang pemimpin sejati.
- kebaikan dan kejelekan bersumber dari hati serta 7 cara membersihkan hati
- 15 perkara mengundang bencana
- harta karun yang tak ternilai harganya
- Kesombongan yang membawa kehancuran
- Berkah di Balik Doa Sebelum Hubungan Sex
- JAUHILAH ZINA WAHAI DUA ANAK MANUSIA
- 17 TANDA-TANDA KEMATIAN DALAM KEADAAN BAIK
- Jalan Kaki Sehat Ala Nabi
- Kisah Tukang Cukur Yang Mempertanyakan Adanya Allah
- Lelaki Saudi Ampuni Pembunuh Anaknya Jika Hafal Al-Qur'an
- 7 Kisah Romantis Dalam Islam
- Kisah Nyata di Amerika, Bukti Keutamaan Ayat Kursi
- Tanda-tanda Iman Kita Sedang Lemah
- 13 Perkara Yang Perlu Wanita Islam Jaga
- Ayat-ayat Al-Qur'an Tentang Hujan
- Engkau Habiskan Dengan Apa Masa Mudamu?