Perjalan Rasulullah S.A.W ketika isra’ mi’raj
Pada 27 Rajab pada malam hari, tiga orang Malaikat turun ke bumi, mereka adalah Jibril, Mikail, dan seorang malaikat lainnya. Mereka bermaksud mengisra’ mi’rajkan nabi Muhammad S.A.W Mensucikan dan mengisi hatinya dengan hikmat, ilmu, yakin, dan islam. Kemudian beliau dibawa para malaikat itu untuk perjalanan malam hari (isra’) dari masjidil haram (makkah) menuju masjidil aqsha (palestina) beliau mengendarai seekor binatang mirip biqhal yang punya kecepatan bagaikan kilat itu disebut buroq. Disitulah tempat Rasullulah S.A.W Melihat makhluk yang menyeramkan sedang mengejar beliau dengan membawa kayu obor bernyala-nyala dan dengan api itu ia bermaksud hendak membinasakan Rasulullah saw. Dialah Jin Ifrit. Untuk menolak dan menghancurkan Ifrit maka jibril mengajarkan suatu do’a, jarak Ifritpun sudah semakin dekat Rasulullah saw. Segera membaca kalimat do’a, maka jatuh tersungkurlah Ifrit ke atas tanah dan terbakar menjadi abu oleh api obornya sendiri. Rasulullah dan para malaikat mengerjakan sholat dua rekaat, dan beliau bertindak sebagai imam. Selesai sholat, Jibril mengajak Rasulullah untuk melakukan mi’raj, yaitu naik ke langit berlapis tujuh, disanalah
Rasulullah berjumpa dengan ruh para nabi yaitu:
o Nabi Adam AS
o Nabi Idris AS
o Nabi Isa AS
o Nabi Yahya AS
o Nabi Harun AS
o Nabi Yusuf AS
o Nabi Musa AS
o Nabi Ibrahim AS
Setiap bertemu dengan ruh para nabi selalu terjadi salam-salaman di baitul Makmur pada langit ke tujuh Rasulullah S.A.W melakukan sembahyang bersama para malaikat, setelah selesai sholat beliau diajak melihat syurga, di syurga Rasulullah S.A.W menyaksikan berbagai macam kesenangan dan kenikmatan, keindahan dan kedamaian yang tiada bandingnya dengan yang ada di dunia ini sungguh tak tergambarkan oleh angan-angan manusia.
Adapun tingkatan Surga yaitu:
Firdaus
Jannatul adn
Jannatun naim
Jannatul ma’wa
Darussalam
Darul Muqamah
Al-Muqamul-Amin
Pengertian Neraka
- Neraka adalah tempat berlakunya hukum pengadilan Allah bagi orang-orang yang berdosa dan durhaka kepadanya.
- Neraka adalah tempat balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatan atau dosa yang dilakukan manusia selama hidupnya di dunia.
- Neraka puncak dari segala kesengsaraan dan kepedihan, tak ada kesenangan, jauh dari pertolongan, segala macam siksaan yang mengerikan telah tersedia, suara-suara menakutkan, jeritan-jeritan pilu karena kesakitan, ratap penyesalan, bau busuk darah dan nanah menggelegaknya cairan logam yang panas merebusjasad tak berkesudahan.
Adapun tingkatan neraka yaitu:
• Jahanam
• Lazha
• Jahim
• Hutamah
• Saqar
• Sa’ir
• Hawiyah
kemudian Rasulullah diperlihatkan siksaan-siksaan yang ada di neraka, diantaranya:
Rasulullah S.A.W diperlihatkan seseorang yang dibelenggu kedua tangan dan kakinya, dibenamkan kedalam cairan yang mendidih yang tak terkira panasnya. Mereka menjerit-jerit kesakitan, setelah dibenamkan mereka ditarik lagi ke atas kali ini di tuangkan cairan logam mendidih dan membara kedalam mulut mereka. Itulah siksaan bagi orang-orang yang tak percaya adanya Tuhan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:“Sesungguhnya, tebal kulit seorang kafir (di neraka) ialah 42 hasta ukuran orang kuat yang besar. Giginya sebesar gunung Uhud, dan sungguh tempat duduknya dia di Jahannam seluas Makkah dan Madinah.” (HR. At-Tirmidzi dan al-Hakim. Lihat Shahihul Jami’ no. 2110) Namun, karena dahsyatnya neraka, kulit tersebut matang ketika terbakar. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
Kemudian Rasulullah diperlihatkan orang-orang yang meninggalkan sholat ketika hidup di dunia, mereka mendapatkan balasan tubi menimpa kepala mereka sampai hancur. Kepala itu tumbuh lagi dan dipukul lagi, begitulah seterusnya. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4–5). Para ulama menerangkan bahwa yang dimaksud “lalai” dalam ayat di atas mencakup tiga bentuk perbuatan, yaitu:
Menunda-nunda shalat hingga baru dikerjakan ketika waktu shalat hampir berakhir.
Mengerjakan shalat tanpa memperhatikan syarat dan rukunnya sebagaimana yang diperintahkan.
Mengerjakan shalat tanpa disertai kekhusyukan dan tanpa merenungi makna bacaan shalat. Adapun siksa kubur, yang akan dialami oleh orang yang lalai dalam shalatnya, disebutkan dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Samurah bin Jundab. Dalam hadis tersebut diceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat siksa bagi orang yang lalai dalam shalatnya, yaitu kepalanya akan dipecahkan dengan sebuah batu besar dan hal itu dilakukan berulang kali. (HR. Bukhari)
Ditunjukkan pula balasan bagi orang-orang yang sengaja meninggalkan puasa di bulan ramadhan,Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata, “… Kemudian keduanya membawaku, ternyata ada satu kaum yang digantung dalam keadaan kaki di atas dan mulut mereka robek-robek. Darah mengalir dari mulut mereka. Aku berkata, ‘Mereka adalah orang yang berbuka di bulan puasa sebelum dihalalkan berbuka’.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban. Lihat ash-Shahihah no 3951, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad)
Lalu diperlihatkan orang-orang yang perutnya mengembung besar melebihi perutnya, dari mulutnya keluar cairan nanah yang berbau sangat busuk, sedangkan sekujur tubuhnya dirayapi berbagai macam binatang berbisa yang tiada henti-hentinya menggigit dan menyengat sambil mengeluarkan bisa. Itulah siksaan bagi orang-orang yang suka berjudi, mabuk-mabukan dengan minuman keras sehingga lenyap akal pikiran mereka, memakan makanan haram pada waktu hidup di dunia. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Ada tiga macam manusia yang tidak masuk surga, peminum khamr, pemutus silaturahim, dan orang yang mempercayai sihir. Barangsiapa mati sebagai peminum khamr, maka Allah memberinya minum dari sungai Ghuthah. Seseorang bertanya, ‘Apa itu sungai Ghuthah?’ Rasul menjawab, ‘Sungai yang mengalir dari kemaluan para pelacur. Para penghuni neraka lainnya merasa terganggu oleh bau kemaluan mereka’.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya 4/399) “Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (Al Maaidah: 90)
Kemudian bagi orang-orang yang suka memfitnah sehingga mencelakakan orang lain, maka lidah dan bibirnya dipotong-potong. Lidah dan bibirnya yang putus itu segera tumbuh lagi, lalu dipotong lagi hingga seterusnya.
Di tunjukkan lagi orang-orang yang mencakari dan menggaruk badanya sendiri dengan kuku yang panjang dan tajam, dan mengucurkan darah. Itulah siksaan bagi orang-orang yang bertengkar sesama muslim.,
Ada juga dua orang sedang berkelahi mati-matian dikelilingi binatang raksasa, mereka itu adalah orang-orang yang semasa hidupnya suka berjudi dan mengadu binatang seperti ayam, jangkrik, kambing, kuda dan lain-lain.
Ada sekelompok orang yang menghadapi daging segar tapi mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk dari pada daging segar, itulah siksaan bagi pelaku zina, mereka berbuat serong padahal mereka mempunyai istri atau suami yang sah. Masih hadits dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata, “… Kemudian keduanya membawaku, ternyata ada satu kaum yang tubuh mereka sangat besar, bau tubuhnya sangat busuk, paling jelek dipandang, dan bau mereka seperti bau tempat pembuangan kotoran (comberan). Aku tanyakan, ‘Siapakah mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah pezina laki-laki dan perempuan’.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban. Lihat ash-Shahihah no 3951, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad) “Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu”.(Al Furqaan: 68-69)
Dan ada pula yang berenang di genangan darah dan nanah yang panas, mereka di hujani batu-batu neraka yang panas membara hingga kepala mereka hancur, itulah siksa bagi orang yang semasa hidupnya di duniasuka memakan riba atau membungakan uang berlipat-lipat.
Lalu di tempat lain terlihat orang-orang yang ditusuk mulutnya, telinganya,hidungnya. Itulah siksaan bagi orang yang mempergunakan mulut telinga, mata dan hidungnya untuk berbuat dosa dan maksiat, dulu mulutnya digunakan untuk mengumpat, berdusta, bergunjing, dan berkata kotor, telinga, mata dan hidung digunakan untuk berbuat maksiat dan dilarang agama. Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Akan didatangkan seseorang kemudian dia dicampakkan ke neraka. Maka dia di sana berputar seperti berputarnya keledai di tempat penggilingannya, hingga para penduduk neraka berkumpul mengelilinginya. Mereka berkata kepadanya: “Wahai fulan, bukankah engkau dulu di dunia yang menyuruh kami kepada yang baik dan melarang kami dari yang mungkar?” Usamah berkata, dia menjawab: “Aku dulu menyuruh kalian kepada yang baik (tapi) aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian dari yang jelek, (tapi) aku melakukannya.” (Shahihul Jami’) Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Pada malam Isra’ aku dibawa kepada beberapa kaum yang lidah mereka dipotong dengan gunting api. Setiap kali selesai dipotong, lidah itu kembali lagi. Aku berkata: “Siapa mereka itu, wahai Jibril?” Jibril berkata: “Mereka adalah para penceramah dari kalangan umatmu yang mereka mengucapkan apa yang tidak mereka lakukan dan mereka membaca Kitabullah, tapi tidak mengamalkannya.” (Shahihul Jami’: 128)
Terhadap orang yang mendustakan ayat seperti Al Qur’an, mereka akan ditimpa kehinaan dan siksa yang keras: “Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.” [Al An’aam 124]
Orang-orang yang mengabaikan ajaran dan perintah agama serta tidak yakin dengan adanya Tuhan, maka kepala mereka disiram dengan cairan timah panas, tentu saja mereka melolong kesakitan terkelupas kulit dan daging dibagian kepala mereka.
Siksaan bagi koruptor, pemeras, perampok, dan pencuri tanganya yang dipotong utuh lagi, namun segera di potong lagi.
Dan bagi para pelacur, gigolo (pelacur laki-laki), wanita yang suka menggugurkan kandungan karena hubungan gelap dan para pengusaha rumah pelacur, digantung dan dibenamkan ke dasar neraka.
Sedangkan bagi para pelaku homo seksual dan lesbian, pantatnya ditusuk dengan besi menyala dan dipanggang diatas api neraka yang menjilat-jilat.
Ada juga orang-orang yang berlari pontang-panting karena diberi pakaian dari api yang membakar tubuh mereka sendiri, siksaan ini ditambah dengan pukulan cabuk terbuat dari besi panas yang bergigi tajam, itulah siksaan bagi mereka yang berdurhaka kepada kedua orang tuanya meskipun mereka beriman kepada Allah. Mereka akan disiksa terus selama belum mendapat ampunan dari kedua orangtuanya. Karena,Allah swr menyifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy ‘orang yang sombong lagi celaka’. Tentang hal ini Allah swt berfirrnan, “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. ‘(Maryam: 32)”
Bahkan ada juga orang yang kikir, serakah, sering makan harta anak yatim piatu mereka disetrika dengan besi panas hingga punggung mereka hancur luluh sekejap kemudian punggung mereka pulih lagi lalu disetrika lagi, dan lain sebagainya. “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (An Nisaa: 10)
Tidak ada setitik dosa pun yang terhindar dari hukuman Tuhan, maka selagi hidup di dunia seorang harus melangkah dijalankan yang benar, yaitu jalan agama yang diridhoi Allah.